Jumat, 19 November 2010

Pentingnya Pendidikan Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di   era       globalisasi   ini   kemajuan   ilmu pengetahuan dan tekhnologi tersebar dimana-mana. Sehingga para orang tua kebingungan bagaimana cara anak-anaknya ikut merasakan tekhnologi yang modern ini.
Para orang tua mencari peluang kesempatan kerja, wanita-wanita kota banyak berkarir dan wanita-wanita dari pedesaan banyak yang jadi TKW. Sebenarnya tujuan mereka baik, tetapi pengaruhnya pada anak sangat besar, karena kurangnya kasih sayang, mereka tumbuh menjadi anak yang suka memberontak, perangainya kurang baik.
Sering kita jumpa pada anak-anak SD jika disuruh   oleh   gurunya   hanya   sekedar   membuang  sampah mereka tidak mau, jika dinasehati mereka melawan, senangnya suka membuat keributan tidak mau   menghormati   gurunya,   berkelahi   merupakan suatu kebanggaan dan hobi bagi mereka, anak juga sering membuat ulah, dengan tujuan untuk mencari perhatian orang lain sebenarnya karena kurangnya kasih   sayang   membuat   hati   mereka   menangis, menjerit dan bisa saja tumbuh gangguan jiwa pada diri mereka.
Untuk itu Islam sangat memperhatikan perkembangan jiwa manusia khususnya pada anak-anak karena anak-anak adalah generasi masa depan harapan umat.
Kasih sayang dan pendidikan agama Islam adalah modal utama dalam pembentuk akhlak bagi anak.
Rasulullah adalah satu-satunya tauladan bagi umatnya dalam sebuah hadits Nabi :

Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”

Artinya : Pada diri Rasulullah itu terdapat contoh yang baik ( Q.s Al-Ahzab : 21 ).
Menjadikan perilakunya di masa yang akan datang memiliki sifat belas kasih dan kecintaan. Sebaliknya, andaikan suatu kecintaan hilang dari rumah tangga, dan rumah tangga menjadi korban kebekuan dan kekasaran, maka masa depan anak akan terlempar kepada marabahaya, dan kepribadiannya di masa yang akan datang akan memiliki sifat-sifat kekerasan dan emosional yang melampaui batas.
Jika ia seorang anak lelaki, maka dengan tabiatnya yang keras dan kasar ia akan kehilangan syarat pertama dari kehidupan suami-istri yang baik dan berhasil, yang menuntut adanya kecintaan dan kasih sayang yang melimpah. Adapun bila ia seorang anak perempuan, maka ia akan kehilangan kelayakan untuk dipimpin oleh suami dan keharmonisan bersamanya serta pendidikan anak-anaknya.
Tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi Mu'min yang shalih terletak di pundak kedua orang tua. Karena, anak mengambil contoh dari kedua orang tuanya. Bagi anak, kedua orang tua adalah tujuan tertinggi. Mereka melihat sekeliling mereka, lalu melontarkan setiap pertanyaan yang ada di benak mereka kepada orang tuanya. Anak mempercayai, bahwa kedua orang tuanya memiliki pengetahuan gaib atau tahayul, dan bahwa mereka berdua adalah segala sesuatu yang berwujud. Dan memang, merekalah sarana utama untuk memberikan pendidikan modern. Anak mendapatkan dari mereka segala ajaran, pada permulaan hidupnya, karena anak percaya sepenuhnya terhadap apa pun yang dikatakan oleh kedua orang tuanya. Semua inderanya dikuasai oleh kata-kata kedua orang tuanya. Dan tidak berhenti sampai di situ, bahkan mereka mengikuti orang tuanya dalam banyak hal, baik itu yang baik maupun yang buruk, secara langsung atau tidak langsung. Dengan tidak sadar, pikirannya merekam perilaku orang tuanya, ketika mereka ridha atau marah terhadap sesuatu, ketika mereka mencintai atau membenci sesuatu, dan saat mereka bahagia atau sedih.
Jika orang tua tidak mendidik dan mengajarkan anaknya apa yang seharusnya berhak didapat anak dari orang tuanya, maka orang tua akan mendapatkan dosa besar, juga menyebarkan penyakit yang luas. Mereka akan menerima kerugian yang besar karena menghianati amanah yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di tangan mereka. Mereka juga berarti menghilangkan barang titipan yang dititipkan oleh Allah kepada mereka untuk dijaga. Dan tanggung jawab atas perbuatan itu akan mereka pikul di dunia maupun nanti di akhirat. Karena itu, Al-Qur’an mengingatkan orang tua untuk menghindari hal itu dan memperingatkan bahayanya mengabaikan pendidikan anak. Al-Qur’an juga mengingatkan, bahwa mereka (orang tua) bertanggung jawab terhadap keluarganya sebagaimana mereka bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri untuk meninggalkan kemaksiatan dan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah.
Dengan penuh kasih sayang dan keteladanan orang tua menanamkan akhlak Islami pada anak-anaknya.
Sering kita jumpai anak yatim dalam belajar sangat sulit diatur selalu membuat kesal temannya, anak yang ibunya jadi TKW selalu mencari perhatian orang lain, anak yang orang tuanya bercerai sering melamun di dalam kelas atau memandang guru dengan tatapan yang kosong dan anak yang mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, karena jiwanya merasa tenang ia akan mudah menangkap pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.
Pendidikan akan mempunyai mutu yang tinggi jika dari proses pendidikan itu tercetak insan yang berilmu dan berakhlak mulia/berakhlak islami.
Seorang pengusaha dikatakan sukses jika ia berlaku jujur dan tidak berbuat curang dalam menjalankan usahanya, seorang polisi akan disenangi masyarakat jika ia berlaku adil dan tidak merugikan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dikatakan profesional jika ia dalam mendidik, mengajar dan melatih anak didiknya dilakukan secara continue, penuh keikhlasan dan pantang menyerah (sabar).
Tawuran antar pemuda terjadi dimana-mana, KKN sering dilakukan oleh para pejabat, penguasa menindas kaum yang lemah. Semua itu tidak akan terjadi jika pendidikan Islami telah tertanam pada diri seseorang.
Written by :
Samani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar